Rabu, 28 Desember 2011
seulawah, gunung emas yang raib
SEBUAH pesawat teronggok di sudut luar hanggar skuadron teknik Bandar Udara Halim Perdanakusuma. Termakan waktu, debu mengerak di sekujur tubuhnya, menutup kemilau perak warna aslinya. Salah satu ban depannya (main wheel) bahkan sobek terantuk batu saat pesawat itu mendarat ketika terbang terakhir kali. Pintu masuknya kelihatan tidak klop lagi dengan "kusen". Tak rapat, tapi bisa dikunci, diamankan gembok hitam dari luar.
Ketika TEMPO berusaha masuk ke dalamnya, gembok itu harus dibobok karena kuncinya hilang entah ke mana. Tak sempurna, tapi kegagahannya tampak masih melekat. Di badan kabinnya yang gemuk, tulisan "Indonesian Airways, RI 001" masih menyala.
Bahkan di udara, dengan mesin pistonnya yang terawat baik, dia masih dapat meraung hingga ketinggian 10 ribu kaki dengan kecepatan maksimal 134 knot. Tulisan "Seulawah" di kiri-kanan kokpit pilot bisa berbicara tentang perjalanan-perjalanan heroik yang dilaluinya. Setidaknya begitulah anggapan kebanyakan orang. Sejumlah penerjun payung yang menggunakannya juga merasa yakin, itulah pesawat yang dibeli dengan dana masyarakat Aceh. Bung Karno menyebutnya Seulawah-gunung emas-sebagai penghargaan.
Waktu itu, 16 Juni 1948, Bung Karno berkunjung ke Atjeh Hotel seraya mengutarakan kebutuhan RI akan pesawat buat memperkuat pertahanan udara dan mempererat hubungan antarpulau. Dalam dua hari, pengusaha Aceh yang tergabung dalam Gabungan Saudagar Indonesia Daerah Aceh (Gasida) berhasil mengumpulkan 130 ribu straits-dollar, dengan ditambah emas 5 kilogram. Uang itu sejatinya cukup untuk membeli dua pesawat.
Pesawat jenis Dakota teregistrasi RI-001 itu diterbangkan ke Tanah Air pertama kali pada Oktober 1948. Sebagian besar percaya inilah pesawat yang dipakai Bung Hatta mengelilingi Sumatera, Yogyakarta, Payakumbuh, Jambi, dan Banda Aceh.
Pesawat itu juga yang menjadi penghubung antara Rangoon (kini Yangoon, Myanmar) dan Kutaraja, di bawah Komodor Udara Wiweko Soepono. Seulawah bahkan mampu menerobos blokade Belanda dengan menyelundupkan senjata dan amunisi dari luar negeri bagi perjuangan melawan agresi Belanda di Tanah Air.
"Seulawah" memang populer, tapi hanya segelintir orang yang tahu bahwa ia cuma replika. Di Indonesia ada dua replika Seulawah lainnya: satu di Lapangan Blang Padang, Banda Aceh, dan satu lagi di Taman Mini Indonesia Indah. Di samping itu, masih ada sebuah replika yang disimpan di museum Rangoon. Myanmar memajang replika tersebut karena merasa berutang budi kepada Seulawah.
Saat itu, sekitar tahun 1948, Seulawah sempat dialihtugaskan sebagai pesawat komersial. Saat itu rakyat Myanmar turut menikmati perjalanan udara internasional menggunakan Seulawah. Menurut Ketua Persatuan Olahraga Dirgantara (Pordiga) Pesawat Bermotor Federasi Aero Sport Indonesia, Frank Reuneker, dia sempat mencari pesawat yang asli. "Tapi rekaman sejarah tentang Seulawah asli yang kami punya sangat sedikit," ujarnya.
Saat itu, sekitar tahun 1948, Seulawah sempat dialihtugaskan sebagai pesawat komersial. Saat itu rakyat Myanmar turut menikmati perjalanan udara internasional menggunakan Seulawah. Menurut Ketua Persatuan Olahraga Dirgantara (Pordiga) Pesawat Bermotor Federasi Aero Sport Indonesia, Frank Reuneker, dia sempat mencari pesawat yang asli. "Tapi rekaman sejarah tentang Seulawah asli yang kami punya sangat sedikit," ujarnya.
Untunglah, atas rekomendasi Frank, TEMPO menjumpai satu-satunya saksi hidup. Dialah Sudaryono-adik kandung penerbang Adi Sutjipto-kapten pilot pertama yang menerbangkan pesawat itu. Dan ceritanya menyedihkan. Pesawat itu milik Amerika Serikat di Filipina kala RI membelinya. Mula-mula ia diterbangkan ke Hong Kong, lalu ke Yogya, dan akhirnya ke Aceh.
Selama agresi militer II (awal 1950-an), ia dibawa ke Calcutta untuk overhaul. Saat itu Seulawah tak langsung kembali, tapi membantu penerbangan dalam negeri Myanmar. Baru pada saat penyerahan kedaulatan RI, pesawat ini pulang ke Indonesia. Di Jakarta, ia sempat muncul dalam pameran di Kemayoran sebagai pesawat RI pertama.
Tak lama berselang, pesawat itu dibawa ke depo teknik di Bandung. Rupanya itulah kabar terakhir. Sudaryono masih ingat ketika terakhir kali melihat pesawat ini antre masuk hanggar teknik di Bandung itu. Setelah itu, pesawat ini tidak pernah kelihatan lagi, baik di AURI maupun di Garuda. "Kemungkinan besar Seulawah dikanibal menjadi pesawat lain," ujarnya. Pesawat asli Seulawah kemudian terlupakan.
Sementara itu, replika Seulawah di Bandara Halim (satu-satunya yang masih laik terbang) itu hanya dipakai untuk olahraga dirgantara, termasuk terjun payung, dan terkadang untuk wisata atau joyflight dengan tarif sekitar Rp 6 juta per jam.
Majalah TEMPO thn 2003
ACEH PUNGO
Ketika saya mencari-cari buku referensi kuliah pada sebuah toko buku, tiba-tiba seseorang (entah penjual atau pembeli) nyeletuk: ”Aceh pungo, dua uroe teuk, kon le ureung Aceh nyang pungo, Batak-Batak pih kapungo.” Saya hanya menangkap potongan ungkapan tadi dan tidak tahu sama sekali pangkal ujung pembicaraan. Karena penasaran saya bertanya: “Pakon, Dek!” Ia lantas menunjuk sebuah buku pada rak bagian tengah, tanpa mengeluarkan sepatah kata pun. Oh, ini rupanya “Aceh Pungo”.Lalu, apa kaitannya dengan Batak? Kenapa pula orang Batak harus ikut-ikutan pungo? Ah, daripada menduga-duga, lebih baik buku ini dibaca dulu, pikirku seketika.
Bersampul hitam pekat, buku terbaru terbitan Bandar Publishing (BP) Banda Aceh ini diberi judul “Aceh Pungo” (AP) dengan tulisan warna putih mencolok, tapi berkesan lusuh dan tampak retak-retak. Entah apa yang ingin divisualisasi melalui gambar sampul tersebut. Apakah ini potret Aceh yang tenggelam dalam kelam, Aceh yang tak terduga, Aceh yang malang dan berkabung, atau Aceh yang diselimuti kegelapan, kebodohan, keterbelakangan, dan kejahatan, di mana yang muncul dan tampak jelas di permukaan hanyalah sederet kegilaan? Atau ini sebuah simbol jubah hitam kebesaran dan kebanggaan mengusung identitas dan budaya kegilaan? Semua atau sebagiannya mungkin benar, tapi mungkin juga salah.
Penulis tampaknya membiarkan kita menerka-nerka tafsir yang serba mungkin dalam rasa penasaran, kebingungan, dan keingintahuan. Sebab, biarpun warna hitam sering kali identik dengan sifat-sifat negatif dan jahat, tetapi dalam banyak hal, hitam juga menjadi penyelaras, pembeda, bahkan pemanis konfigurasi tampilan warna. Hitam juga dianggap warna netral yang bisa cocok dan berpadu dengan warna-warna lain dalam membangun citra estetika dan eksotis.
Menurut saya, buku ini dapat dikatakan sebagai cerita tentang fenomena keanehan dan kegilaan masyarakat modern dalam skop yang luas dalam bahasa “Aceh”. Artinya, meskipun mungkin terdapat penekanan pada lokalitas masyarakat Aceh dengan mengambil setting dan simbol-simbol ke-Acehan yang khas, namun substansi lika-liku keanehan/kegilaan sosial politik yang diangkat dalam buku ini sebenarnya jauh menembus batas-batas demografi Aceh Darussalam. Apakah ini terkait dengan konsep think globally act locally, saya tidak tahu pasti.
Yang jelas, fenomena seperti korupsi, jilat-menjilat, praktik hedonisme, demokrasi paradoks, kontradiksi antara idealisme dan realisme, premanisme dan kekerasan, dan kejujuran dan kesederhanaan merupakan isu-isu global yang juga melanda masyarakat di bagian dunia yang lain atau setidaknya daerah lain di Nusantara. Uniknya, dan inilah salah satu yang membuat buku ini menarik dan layak dibaca oleh semua orang. Semua itu disampaikan dan dibungkus dengan apik dalam bahasa Aceh pungo dalam pengertian yang luas (bahasa kegilaan dan keunikan orang Aceh).
Buku setebal 282 plus xxii halaman ini ditulis oleh Taufik Al Mubarak, jurnalis muda yang bekerja di koran Harian Aceh. Buku ini merupakan kompilasi tulisannya pada Pojok Gampong yang diasuhnya di koran tempatnya menempa diri, ditambah beberapa tulisannya pada media lain. Buku dengan kata pengantar dari Muhammad Nazar (Wakil Gubernur Aceh) ini terdiri dari tiga bagian: (1) Politek Ureung Gampong (Politik Orang Kampung); (2) Politek Pungo (Politik Gila); dan (3) Politek Hana Titiek (Politik tanpa Titik). Sekilas, melihat ketiga judul bagian tersebut, pembaca akan mengira bahwa buku ini adalah buku politik. Sebenarnya tidak. Walaupun banyak tulisan yang beraroma politik, namun secara substansial, buku tidak sepenuhnya berbicara tentang politik.
Ada aura lain di dalamnya seperti komunikasi, teknologi, agama, bahasa, filosofi, ekonomi, dan pendidikan. Saya tidak bisa memastikan alasan apa dibalik pencantuman judul tersebut. Mungkinkah penulis berniat mengetengahkan semua itu dalam perspektif politik? Tidak juga. Memang ada satu judul tulisan pada bagian ketiga yang menjadi judul bagian tersebut, tapi hal ini tidak berlaku pada bagian pertama dan kedua. Apa karena unsur psikologi pemasaran agar tampak sensasional dan menarik konsumen atau barangkali ini terkait dengan demam politik yang semakin merambah semua sudut kehidupan akhir-akhir ini sehingga semua hal selalu dikait-kaitkan dengan politik? Terserah pembaca.
Di antara kelebihan buku ini adalah kelihaian penulis dalam mengendus problematika sosial politik yang berkembang dalam masyarakat—yang kebanyakan tampaknya hanyalah persoalan-persoalan biasa dan nyaris tak menjadi perhatian publik, lalu mengemasnya dalam tulisan-tulisan bernada kritik yang simpel tapi tajam. Bahkan, dalam banyak tulisan justru sangat inspiratif (menggugah emosi dan kesadaran terhadap hal-hal yang sebelumnya terlewatkan begitu saja).
Lebih lanjut, dengan plus minusnya, beberapa tulisan malah berbau propaganda dan cenderung provokatif, sebagaimana pengakuan penulisnya. Hal ini tentunya sangat bergantung pada posisi dan perspektif orang yang membaca. Bagi saya, dengan tetap mengedepankan etika, bentuk dan pola komunikasi haruslah mencerminkan tujuan dan mempertimbangkan kondisi mental dan psikologi sasaran. Jadi, berkomunikasi dengan orang bebal, tungang atawa klo prip tentu saja sangat berbeda dengan orang dengan kualitas indra dengar, pikir, dan renung yang masih jernih.
Lebih lanjut, dengan plus minusnya, beberapa tulisan malah berbau propaganda dan cenderung provokatif, sebagaimana pengakuan penulisnya. Hal ini tentunya sangat bergantung pada posisi dan perspektif orang yang membaca. Bagi saya, dengan tetap mengedepankan etika, bentuk dan pola komunikasi haruslah mencerminkan tujuan dan mempertimbangkan kondisi mental dan psikologi sasaran. Jadi, berkomunikasi dengan orang bebal, tungang atawa klo prip tentu saja sangat berbeda dengan orang dengan kualitas indra dengar, pikir, dan renung yang masih jernih.
Dari segi penyampaian, buku ini memperkenalkan sebuah gaya yang khas dengan beberapa ciri umum seperti topik acuan yang merakyat dan diberi label yang memikat tapi sebisa mungkin cukup familiar di telinga pembaca, menggunakan gaya bercerita, sering kali dibungkus dalam dialog singkat yang didesain sedemikian rupa sehingga tampak ril dan hidup, dan konsisten dengan bahasa “pasar” yang lugas dan acap kali kocak sehingga enak dibaca sekaligus mudah dipahami. Meskipun pada beberapa tempat, penulis menggunakan simbolisme, tapi ia tidak membiarkan pembaca mencari tahu sendiri makna yang ingin disampaikannya, melainkan menuntut mereka secara tautologis tahap-demi tahap menuju medan makna.
Terus terang dan terbuka tanpa terjebak dalam hiperbolisme, bahkan membuka selebar-lebarnya hal-hal yang tertutup dan terbungkus kepada khalayak, itulah gambaran lain dari karakter buku ini. Dengan demikian, secara sadar penulis telah beranjak jauh meninggalkan gaya-gaya penulisan yang eufimistis dan simbolis menuju disfimisme dan realisme. Maklum, zaman sudah berubah, tak ada yang mesti ditutupi. Jurnalisme harus konsisten sebagai media pencerahan dan pencerdasan masyarakat.
Dengan kelebihan dan kekurangannya, hal ini sangat berbeda dengan “Celoteh Budaya Politik Aceh” (CBPA) terbit tahun 2003 yang berisi kumpulan tulisan mantan bupati Bireun Mustafa A. Glanggang pada rubrik “Tingkap” di Harian Serambi Indonesia. Meskipun CBPA juga berupa kritik sosial, tapi buku ini mengandalkan ragam gaya bahasa simbolisme, eufimisme, dan personifikasi yang sering kali dibalut cerita fiktif dalam menggambarkan fenomena sosial budaya dan politik pada masanya. Gaya penulisan AP juga memiliki perbedaan dengan “Dari Panteu Menuju Insan Kamil” (DPMIK), kumpulan tulisan Ampuh Devayan dalam kolom ”Panteu” harian Serambi Indonesia yang terbit dalam bentuk buku baru-baru ini. DPMIK mengusung gaya penulisan yang lebih formal, bernuansa sastra dan lebih ilmiah.
Meskipun di satu sisi, gaya penyampaian yang demikian sangat positif dalam konteks pendidikan politik dan pembangunan iklim demokrasi dewasa ini, namun dalam tingkatan tertentu, penulis tampaknya tidak bisa melepaskan begitu saja unsur subjektivitas dan emosionalitasnya sebagaimana tercermin dari beberapa tulisannya. Oleh karena itu, bisa saja di kemudian hari ada pihak yang beranggapan bahwa penulis cenderung tendensius, bahkan cenderung terjerumus dalam sinisme, atau bahkan satire.
Desain dan tampilan buku ini cukup elegan dan menarik. Cuma saja di dalamnya tidak didapati lembaran yang memuat informasi tentang KDT (Katalog dalam Terbitan) serta informasi penting tentang cuplikan UU tentang Hak Cipta sebagaimana pada buku-buku terbitan lain. Selain itu, pemaksaan pencantuman judul baru pada lembaran baru membuat banyak sekali halaman yang kosong yang tidak terpakai sama sekali.
Menyangkut ejaan dan tata bahasa sebenarnya sudah cukup baik, namun penulisan kata “pungo” baik di halaman kulit maupun di dalam teks seharusnya dimiringkan karena kata tersebut termasuk kata asing yang belum terserap sepenuhnya ke dalam bahasa Indonesia. Terakhir, foto penulisnya sedang merokok pada halaman profil, kurang tepat. Sebab kondisi tersebut dapat memunculkan image yang negatif bagi sebagian pembaca. Sejatinya foto yang ditampilkan adalah foto netral tanpa rokok, agar penulisnya dapat diterima oleh semua kalangan pembaca.
Bagaimanapun, buku ini sudah cukup baik dan relatif mampu mewujudkan misinya sebagai kritik sosial yang berusaha memotret fenomena “kegilaan” dan keunikan masyarakat Aceh kontemporer dalam berbagai aspek. Meskipun sekian banyak topik tulisan dalam buku ini memang belum mampu menampung totalitas realita ke-pungo-an masyarakat Aceh dalam berbagai hal yang dengan susah payah dikorek penulisnya. Namun demikian, kerja keras ini pantas diapresiasi. Kita tentu tidak berharap ke-pungo-an ini berlanjut atau malah semakin menjadi-jadi apalagi sampai merembes ke masyarakat tetangga sebelah (Batak) sebagaimana celotehan pemuda di toko buku kemarin. Selamat kepada Taufik Al Mubarak, dan bagi pembaca, selamat membaca.
Read more: http://www.atjehcyber.net/2011/12/aceh-pungo.html#ixzz1htkvRPZM
Selasa, 27 Desember 2011
Do’a Sebelum Bersetubuh
Doa merupakan pengharapan kita kepada Allah SWT. Dimana saat kita mengharapkan sesuatu alangkah baiknya berdoa sebelum melakukan sesuatu, agar diberi kemudahan dan mendapatkan hasil yang terbaik. Doa yang saya bahas disini adalah saat kita akan melakukan hubungan intim dengan istri pastinya :).
Doa Sebelum bersetubuh atau yang di dalam Islam disebut jima', adalah doa agar saat kita bersetubuh dijauhkan dari gangguan setan dan berharap hasil atau anak yang kita harapkan menjadi anak yang sholeh dan pastinya berbakti kepada orang tua.
Doanya sebagai berikut :
بِسْÙ…ِ اللهِ اَللَّÚ¾ُÙ…َّ جَÙ†ِّبْÙ†َا الشَّÛŒْØ·َانَ ÙˆَجَÙ†ِّبِ الشَّÛŒْØ·َانَ Ù…َا رَزَÙ‚ْتَÙ†َا
"Dengan Nama Allah, ya Allah, jauhkanlah kami dari syaitan dan jauhkan syaitan agar tidak mengganggu apa (anak) yang Engkau rizkikan kepada kami."
HR.Abu Dawud no,2160, Ibnu Majah no.1918 dan lihatlah shahih Ibnu Majah I/324 dan Aadaabuz Zifaaf fis Sunnah al-Muthahharah hal 93 oleh Syaikh al-Albani.
HR.Al-Bukhari no 141, 3271, 5165, dan 6388, dan Muslim no 1434, dari 'Abbas.
Sabda Nabi "Apabila ditakdirkan mendapatkan anak, maka ia (anak itu) tidak akan diganggu oleh syaitan selama-lamanya."
Panduan Adab-Adab Bersetubuh Dalam Islam
MERAYU dan BERCUMBU:
Nabi Muhammad s.a.w. melarang suami melakukan persetubuhan sebelum membangkitkan syahwat isteri dengan rayuan dan bercumbu terlebih dahulu.
Hadits Riwayat al-Khatib dari Jabir.
TELANJANG BULAT:
Apabila diantara kamu mencampuri isterinya, hendaklah ia menutupi dirinya dan menutupi isterinya dan janganlah keduanya (suami isteri) bertelanjang bulat seperti keledai.
Hadits Riwayat Tabrani.
MENYETUBUHI DUBUR:
Terkutuklah orang yang menyetubuhi isteri diduburnya.
Hadits Riwayat Abu Dawud dan an-Nasa'i dari Abu Hurairah.
DOA SEBELUM BERSETUBUH:
"Bismillah. Allaahumma jannibnaash syaithaa-na wa jannibish syaithaa-na maa razaqtanaa".
Dengan nama Allah. Ya Allah, jauhkanlah kami berdua (suami isteri) dari gangguan syaithan serta jauhkan pula syaithan itu dari apa saja yang Engkau rezqikan kepada kami.
Dari Abdulah Ibnu Abbas r.a. berkata:
Maka sesungguhnya apabila ditakdirkan dari suami isteri itu mendapat seorang anak dalam persetubuhan itu, tidak akan dirosak oleh syaithan selama-lamanya.
Hadits Sahih Riwayat Bukhari dan Muslim dari Ibnu Abbas r.a.
HAMPIR KELUAR MANI:
Dan apabila air manimu hampir keluar, katakan dalam hatimu dan jangan menggerakkan kedua bibirmu kalimat ini:
"Alhamdulillaahil ladzii khalaqa minal maa'i basyara".
Segala pujian hanya untuk Allah yang menciptakan manusia dari pada air.
PUTUS DITENGAH JALAN:
Apabila seseorang diantara kamu bersetubuh dengan isterinya maka janganlah ia menghentikan persetubuhannya itu sehingga isterimu juga telah selesai melampiaskan hajatnya (syahwat atau mencapai kepuasan) sebagaimana kamu juga menghendaki lepasnya hajatmu (syahwat atau mencapai kepuasan).
Hadits Riwayat Ibnu Addi.
MENDATANGI ISTERI MELALUI BELAKANG (ISTERI MENONGGENG):
Dari Jabir b. Abdulah berkata:
Bahawa orang-orang Yahudi (beranggapan) berkata:
Apabila seseorang menyetubuhi isterinya pada kemaluannya Melalui Belakang maka mata anaknya (yang lahir) akan menjadi juling.
Lalu turunlah ayat suci demikian:
"Isteri-isteri kamu adalah ladang bagimu maka datangilah ladangmu itu dari arah mana saja yang kamu sukai".
Surah Al Baqarah - ayat 223.
Keterangan:
Suami diperbolehkan menyetubuhi isteri dengan apa cara sekalipun (dari belakang, dari kanan, dari kiri dsb asalkan dilubang faraj).
BERSETUBUH MENDAPAT PAHALA:
Rasulullah s.a.w. bersabda:
".....dan apabila engkau menyetubuhi isterimu, engkau mendapat pahala".
Para sahabat bertanya:
Wahai Rasulullah, adakah seseorang dari kami mendapat pahala dalam melampiaskan syahwat?
Nabi menjawab:
Bukankah kalau ia meletakkan (syahwatnya) ditempat yang haram tidakkah ia berdosa?
Demikian pula kalau ia meletakkan (syahwatnya) pada jalan yang halal maka ia mendapat pahala.
Hadits Riwayat Muslim.
MENGULANGI PERSETUBUHAN:
Apabila diantara kamu telah mecampuri isterinya kemudian ia akan mengulangi persetubuhannya itu maka hendaklah ia mencuci zakarnya terlebih dahulu.
Hadits Riwayat Baihaqi.
HAID:
Mereka menanyakan kepada engkau tentang perkara Haid.
Katakanlah: "Haid itu adalah kotoran". Oleh kerana itu jauhilah diri kamu dengan wanita-wanita yang sedang Haid dan janganlah kamu mendekati (menyetubuhi) mereka, sebelum mereka bersuci*.
Apabila mereka telah bersuci maka bolehlah kamu menyetubuhi mereka ditempat yang diperintahkan Allah kepada kamu.
Sesungguhnya Allah itu menyukai orang-orang yang bertaubat dan Allah menyukai orang-orang yang mensucikan dirinya.
Surah Al Baqarah - ayat 222.
*Jangan mendekati bermaksud dilarang bersetubuh dengan isteri yang sedang kedatangan bulan dan bukanlah dilarang mempergaulinya sehari-hari.
ASALKAN TIDAK BERSETUBUH:
Dari Masruuq b.Ajda'i berkata:
Aku telah bertanya kepada 'Aisyah tentang sesuatu yang boleh dilakukan seorang suami terhadap isterinya yang sedang Haid.
'Aisyah menjawab:
Apa saja boleh, kecuali kemaluannya (bersetubuh).
Hadits Riwayat Bukhari dalam buku sejarahnya
Aceh melawan Portugis.
Ketika kerajaan Islam Samudera Pasai dalam krisis maka kerajaan Islam Malaka yg muncul dibawah Parameswara (Paramisora) yg berganti nama setelah masuk Islam dgn panggilan Iskandar Syah. Kerajaan Islam Malaka ini maju pesat sampai pada tahun 1511 ketika Portugis dibawah pimpinan Albuquerque dgn armada menaklukan Malaka.
Ketika Malaka jatuh ke tangan Portugis kembali Aceh bangkit dibawah pimpinan Sultan Ali Mughayat Syah (1514-1528). Yang diteruskan oleh Sultan Salahuddin (1528-1537). Sultan Alauddin Riayat Syahal Kahar (1537-1568). Sultan Ali Riyat Syah (1568-1573). Sultan Seri Alam (1576. Sultan Muda (1604-1607). Sultan Iskandar Muda gelar marhum mahkota alam (1607-1636). Semua serangan yg dilancarkan pihak Portugis dapat ditangkisnya.
Pada abad ke-16 Ratu Inggris yg paling berjaya Elizabeth I sang Perawan mengirim utusan bernama Sir James Lancester kepada Kerajaan Aceh dan pula mengirim surat bertujuan "Kepada Saudara Hamba Raja Aceh Darussalam" serta seperangkat perhiasan yg tinggi nilainya. Sultan Aceh kala itu menerima maksud baik "saudarinya" di Inggeris dan mengizinkan Inggris utk berlabuh dan berdagang di wilayah kekuasaan Aceh. Bahkan Sultan juga mengirim hadiah-hadiah yg amat berharga termasuk sepasang gelang dari batu rubi dan surat yg ditulis di atas kertas yg halus dgn tinta emas. Sir James pun dianugerahi gelar "Orang Kaya Putih". Hubungan yg misra antara Aceh dan Inggris dilanjutkan pada masa Raja James I dari Inggris dan Skotlandia. Raja James mengirim sebuah meriam sebagai hadiah utk Sultan Aceh. Meriam tersebut hingga kini masih terawat dan dikenal dgn nama Meriam Raja James.
Selain Kerajaan Inggris Pangeran Maurits -pendiri dinasti Oranje- juga pernah mengirim surat dgn maksud meminta bantuan Kesultanan Aceh Darussalam. Sultan menyambut maksud baik mereka dgn mengirimkan rombongan utusan ke Belanda. Rombongan tersebut dipimpin oleh Tuanku Abdul Hamid. Rombongan inilah yg dikenal sebagai orang Indonesia pertama yg singgah di Belanda. Dalam kunjungan Tuanku Abdul Hamid sakit dan akhir meninggal dunia. Ia dimakamkan secara besar-besaran di Belanda dgn dihadiri ileh para pembesar-pembesar Belanda. Namun krn orang Belanda belum pernah memakamkan orang Islam maka beliau dimakamkan dgn cara agama nasrani di pekarangan sebuah Gereja. Kini di makam beliau terdapat sebuah prasasti yg dirasmikan oleh Mendinag Yang Mulia Pangeran Bernard suami menidiang Ratu Juliana dan Ayahanda Yang Maha Mulia Ratu Beatrix.
Pada masa Iskandar muda Kerajaan Aceh mengirim utusan utk menghadap sultan Empayar Turki Uthmaniyyah yg berkedudukan di Konstantinompel. Kerana saat itu sultan Turki Uthmaniyyah sedang gering maka utusan kerajaan Aceh terluntang-lantung demikian lama sehingga mereka harus menjual sedikit demi sedikit hadiah persembahan utk kelangsungan hidup mereka. Lalu pada akhir ketika mereka diterima oleh sang Sultan persembahan mereka hanya tinggal Lada Sicupak atau Lada sekarung. Namun sang Sultan menyambut baik hadiah itu dan mengirimkan sebuah meriam dan beberapa orang yg cakap dalam ilmu perang utk membantu kerajaan Aceh. Meriam tersbut pula masih ada hingga kini dikenal dgn nama Meriam Lada Sicupak. Pada masa selanjut sultan Turki Uthmaniyyah mengirimkan sebuha bintang jasa kepada Sultan Aceh.
Kerajaan Aceh pula menerima kunjungan utusan Diraja Perancis. Utusan Raja Perancis tersebut semula bermaksud menghadiahkan sebuah cermin yg amat berharga bagi Sultan Aceh. Namun dalam perjalanan cermin tersebut pecah. Akhir mereka mempersembahkan seripah cermin tersbut sebagai hadiah bagi sang Sultan. Dalam buku Danis Lombard mengatakan bahwa Sultan Iskanda Muda amat menggemari benda-benda berharga. Pada masa itu Kerajaan Aceh merupakan satu-satu kerajaan melayu yg memiliki Bale Ceureumin atau Hall of Mirror di dalam Istananya. Menurut Utusan Perancis tersebut Istana Kesultanan Aceh luas tak kurang dari 2 kilometer. Istana tersbut bernama Istana Dalam Darud Dunya. Didalam meliputi Medan Khayali dan medan Khaerani yg mampu menampung 300 ekor pasukan gajah. Sultan Iskandar muda juga memerintahkan utk memindahkan aliran sungai Krueng Aceh hingga mengaliri istananya. Disanalah sultan acap kali berenang sambil menjamu tetamu-tetamunya.
Kerajaan Aceh sepeninggal Sultan Iskandar Thani mengalami kemunduran yg terus menerus. Hal ini disebabkan kerana naik 4 Sultanah berturut-turut sehingga membangkitkan amarah kaum Ulama Wujudiyah. Padahal Seri Ratu Safiatudin Seri Tajul Alam Syah Berdaulat Zilullahil Filalam yg merupakan Sultanah yg pertama adl seorang wanita yg amat cakap. Ia merupakan puteri Sultan Iskandar Muda dan Isteri Sultan Iskandar Thani. Ia pula menguasai 6 bahasa Spanyol Belanda Aceh Melayu Arab dan Parsi. Saat itu di dalam Parlemen Aceh yg beranggotakan 96an orang 1/4 diantara adl wanita. Perlawanan kaum ulama Wujudiyah berlanjut hingga datang fatwa dari Mufti Besar Mekkah yg menyatakan keberatan akan seorang Wanita yg menjadi Sultanah. Akhir berakhirlah masa kejayaan wanita di Aceh.
Pada masa perang dgn Belanda Kesultanan aceh sempat meminta bantuan kepada perwakilan Amerika Serikta di Singapura yg disinggahi Panglima Tibang Muhammad dalam perjalanan menuju Pelantikan Kaisar Napoleon III di Perancis. Aceh juga mengirim Habib Abdurrahman utk meminta bantuan kepada Empayar Turki Uthmaniyyah. Namun Empayar Turki Uthmaniyyah kala itu sudah mengalami masa kemunduran. Sedangkan Amerika menolak campur tangan dalam urusan Aceh dan Belanda.
Senin, 26 Desember 2011
Kronologi Musibah

Saksi mata mengatakan pada pukul 20:15 WIB, kapal penyeberangan itu masih terlihat dari pelabuhan Balohan. Sanak keluarga yang datang menjemput tak memperkirakan kapal tersebut sedang mengalami gangguan dan tengah berjuang melawan badai. Lampu masih terlihat jelas dari KMP Gurita. Namun sekitar pukul 20:30 WIB, kapal penyeberangan itu sudah tidak terlihat lagi. Sampai saat itu, belum ada satu pun pejabat di pelabuhan Sabang yang menyatakan kapal mengalami musibah.
Pencarian terus dilakukan. hubungan dengan kapal terputus. Tak ada tanda-tanda apa pun yang bisa diterima dari kapal feri itu. Kepastian musibah baru diketahui empat jam setelah kejadian, yakni pada saat salah seorang penduduk Balohan, Syahril (22) penumpang KMP Gurita mampu berenang mengarungi lautan dengan ombak yang ganas dan terdampar di Teluk Keunake.
Kabar yang di bawa syahril itulah yang memastikan bahwa KMP Gurita tenggelam di dekat teluk Balohan. sejak saat itu, masyarakat di Pelabuhan Sabang, menjadi gelisah. Sebagian masih tetap tabah menanti kedatangan keluarganya, tetapi sebagian lagi mulai mencari daftar penumpang. Saksi mata yang tak jadi berangkat dengan KMP Gurita karena melihat kondisi kapal yang sarat penumpang mengakui, pada saat meninggalkan Pelabuhan Malahayati, kapal yang naas tersebut sarat penumpang dan barang.
“Saya takut melihat kapal tersebut, jadi saya turun dan membatalkan untuk berangkat,” ujar Daud, penduduk Sabang yang membatalkan niatnya menumpang KMP Gurita pada malam itu. sebagai seorang pedagang yang terbiasa menumpang KMP Gurita, Daud mengkakui, pada malam keberangkatan dari pelabuhan Malahayati, rasa takutnya tak ketolongan. Ia gelisah. Ada bisikan hati yang melarang Daud berangkat malam itu. “Bisikan itu yang membuat saya selamat,” katanya.
Kisah lainya juga bernada sama, di ungkapkan oleh Buchari (27), pemuda yang dikenal sebagai guru komputer di Sabang. Dia menceritakan, pada malam itu ia tak jadi pulang ke Sabang, karena ada “sesuatu” yang melarang. Padahal, nama Buchari sudah tercantum sebagai penumpang nomor satu pada manifest. “Saya selamat, karena mengurungkan niat pulang malam itu,” ujar Buchari.
Namun saat itu berhembus kabar bahwa, Kapal KMP. Gurita tersebut tenggelam akibat di sabotase, dikarenakan perebutan kekuasaan antara sipil dan militer, Saat pemilihan Walikota Sabang Oktober 1995. Kabar di sabotasenya KMP Gurita selanjutnya dapat di baca di Kapal KM "Gurita Tenggelam Akibat di Sabotase" .
Musibah yang menimpa KMP Gurita tak terlepas dari kealpaan sejumlah pejabat perhubungan di Aceh. Dari hasil penyelidikan yang dilakukan Polda Aceh, ada enam pejabat di lingkungan Kantor Wilayah (Kanwil) Perhubunggan Aceh yang dinyatakan resmi sebagai tersangka kasus tenggelamnya KMP Gurita. Dalam penyelidikan kasus yang menarik perhatian masyarakat di tanah air itu, Polda Aceh telah meminta sedikitnya keterangan 60 orang saksi, baik yang ada di Sabang maupun di Banda Aceh dan kabupaten Aceh Besar.
Read more: http://www.atjehcyber.net/2011/07/peristiwa-kapal-gurita.html#ixzz1hi04d8i4
Kamis, 22 Desember 2011
Install Modem Huawei di Linux Turunan Ubuntu.
langsung saja kita kita praktek.....pertama tama,ambil nafas....tenangkan pikiran anda,jika anda melihat api maka anda akan tertidur..lohh kok jadi hipnotis....hahahaha,....jangan tertidur beneran yahh....
langsung aja kita download software mobile partnernya DISINI
kemudian setelah selesai download jangan tidur yahh....langsung di extract filenya..
pake perintah
#unzip 'nama file' (tanpa tanda petik)
atau klo melalui GUI ada fasilitas extractnya tinggal klik kanan aja di filenya cari tulisan extract here
klo udah di extract..tinggal kita masuk kerestorant...trus makan dehh....hahahaha...becanda jgn marah yahh..^_^
masuk ke folder yang kita extract tadi klo di laptop ane nama filenya Linux
klo lupa naro di mana..itu namanya dodol....hahahaha
kita pastikan filenya berada dgn mengetik
#ls
nanti akan tampil tinggal kita cari aja...setelah ketemu,masuk ke folder filenya dengan mengetik
#cd Linux
klo dah berada didalam ketik
#bash install
Proses install akan berjalan dan apabila ada pertanyaan ”Please input the install path [/usr/local/Mobile_Partner :]” tekan Enter saja.
setelah selesai prosesnya kita bisa liat aplikasi programnya di
Applications –> Internet –> Mobile Partner dan berjalan secara otomatis setiap booting.
dan yang harus diperhatikan adalah ketika kita menancapkan modem harus terdeteksi oleh system,klo tidak terdeteksi kemungkinan ada yang tidak kompatibel dengan hardware atau systemnya,klo udah terdeteksi otomatis akan menampilkan aplikasi mobile parthernya....atau bisa juga dari
menu application>internet>mobile partner
tinggal kita connect ..ting...tong......bisa deh berselancar didunia maya
catatan :
**configurasi ini hanya untuk menginstal aplikasi mobile partner huawei
**untuk AHA otomatis udah bisa connect tanpa setting profilenya
**dan untuk operator lain tinggal disesuaikan saja pengaturan profile providernya
contoh setting profile
Tools –> Options –> Profile Management
APN = internet,
Acces Number = *99#,
User Name = wap,
Password = wap123.
ini untuk telkomflash....klo profile yang laen tinggal disesuaikan aja yahhh...
Cara Selingkuh Agar Tidak Ketahuan :D .
Yupz, pada akhirnya cara-cara selingkuh yang berjibun itu mengarah pada satu hal, cara agar tidak ketahuan selingkuh. Kareana percuma saja semua cara selingkuh itu kalau pada akhirnya kita ketahuan berselingkuh. Karena itulah saya membuat artikel ini "cara selingkuh agar tidak ketahuan". Bagaimana, penasaran..? Cekidot...!
Jangan Pernah Selingkuh
Ini adalah cara yang paling aman. Dijamin, kalau kamu mempraktekan ini, seumur hidup kamu tidak akan ketahuan selingkuh. Lha, bagaimana mau ketahuan selingkuh kalau selingkuh saja tidak pernah. Bener, kan..? Bener dong..! Iya, kan..? Iya, dong..!
Ini adalah cara selingkuh paling aman yang pernah ada. Rekomendasi terbaik saya.
Pasangan Kamu yang Terbaik
Yakinlah bahwa pasangan kamu saat ini adalah yang terbaik. Jadi jangan pernah meresikokan hubungan kamu dengan pasangan hanya untuk sesuatu yang belum pasti. Belum tentu selingkuhan kamu lebih baik dari pasangan kamu bukan..?
Berhentilah berselingkuh selagi belum ketahuan
Salah satu kesalahan orang orang yang suka selingkuh adalah keasyikan berselingkuh. Mereka baru berhenti selingkuh setelah mereka ketahuan. Yah, percuma saja kalau begitu. Karena itu, sebelum kamu ketahuan berselingkuh, lebih baik berhenti selingkuh sekarang juga.
oke.., itulah cara selingkuh agar tidak ketahuan versi Gen. Ada yang berani mencoba..?
Langganan:
Postingan (Atom)